Promosi
Kesehatan dan Peran Kesehatan Masyarakat
Pembangunan yang
ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah tercapainya bangsa yang
maju dan mandiri, sejahtera lahir dan bathin. Salah satu ciri bangsa
yang maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena
derajat kesehatan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
kualitas sumberdaya manusia. Hanya dengan sumberdaya yang sehat akan
lebih produktif dan meningkatkan daya saing bangsa. Menyadari hal
tersebut, pemerintah Republik Indonesia telak mencanangkan
kebijaksanaan dan strategi baru dalam suatu “Gerakan Pembangunan
Berwawasan Kesehatan sebagai Strategi Nasional menuju Indonesia Sehat
2010” pada tanggal 1 Maret 1999.
Masyarakat masih
menempatkan prioritas pada pembangunan sarana air bersih dari
pada
pembangunan sarana sanitasi dan program kesehatan, padahal
pembangunan sarana air bersih tanpa disertai pembangunan sarana
sanitasi dan kesehatan, kurang memberikan dampak terhadap peningkatan
derajad kesehatan. Masyarakat kurang memperhatikan pentingnya
kegiatan untuk operasional dan pemeliharaan sarana, serta usaha
peningkatan kualitas air dan lingkungan, kurangnya peningkatan
perilaku hidup bersih dan sehat terhadap penggunaan sarana air bersih
dan sanitasi menyebabkan kurangnya kesinambungan / keberlanjutan
program air bersih, sanitasi dan kesehatan. Maka dari itu
diperlukannya promosi kesehatan dalam masyarakat dengan tujuan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Definisi
Promosi Menurut Parah Ahli
- Lawrence Green (1984) Pomosi Kesehatan adalah Segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan
- Ottawa Charter, 1986 Promosi Ksehatan adalah Suatu proses untuk untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (fisik, sosial budaya, dsb).
- Green & Ottoson,(1998) Promosi Kesehatan adalah Kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan
Promosi kesehatan
adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol terhadap, dan
memperbaiki kesehatan mereka (WHO, 1984).
Promosi Kesehatan
merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar
mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan
yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi social budaya
setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan. Menolong diri sendiri artinya bahwa masyarakat mampu
berperilaku mencegah timbulnya masalah-masalah dan gangguan
kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta mampu
pula berperilaku mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan
tersebut terlanjur terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Banyak masalah kesehatan yang ada di negeri kita Indonesia, termasuk
timbulnya Kejadian Luar Biasa (KLB) yang erat kaitannya dengan
perilaku masyarakat itu sendiri. Sebagai contoh KLB Diare dimana
penyebab utamanya adalah rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat
seperti kesadaran akan buang air besar yang belum benar (tidak di
jamban), cuci tangan pakai sabun masih sangat terbatas, minum air
yang tidak sehat, dan lain-lain.
Promosi kesehatan
bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi
juga disertai upaya-upaya menfasilitasi perubahan perilaku. Dengan
demikian promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang
dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam
masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya
(lingkungan fisik, sosial budaya, politik dan sebagainya). Atau
dengan kata lain promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada
peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan saja, tetapi
juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (fisik dan non-fisik)
dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Faktor yang
Mempengaruhi Masyarakat dalam Pola Perilaku
Umumnya ada empat
faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar merubah perilakunya,
yaitu:
- Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup masyarakat yang melakukannya menjadi lebih mudah, misalnya adanya sumber air bersih yang lebih dekat;
- Pengertian yaitu bila perilaku yang baru masuk akal bagi masyarakat dalam konteks pengetahuan lokal,
- Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh agama dan tokoh agama) setempat menyetujui dan mempraktekkan perilaku yang di anjurkan dan
- Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik misalnya kemampuan untuk membangun jamban dengan teknologi murah namun tepat guna sesuai dengan potensi yang di miliki.
Pendekatan program
promosi menekankan aspek ”bersama masyarakat”, dalam artian:
- Bersama dengan masyarakat fasilitator mempelajari aspek-aspek penting dalam kehidupan masyarakat untuk memahami apa yang mereka kerjakan, perlukan dan inginkan.
- Bersama dengan masyarakat fasilitator menyediakan alternatif yang menarik untuk perilaku yang beresiko misalnya jamban keluarga sehingga buang air besar dapat di lakukan dengan aman dan nyaman serta
- Bersama dengan masyarakat petugas merencanakan program promosi kesehatan dan memantau dampaknya secara terus-menerus, berkesinambungan.
Strategi Promosi
Kesehatan
Pembangunan sarana
air bersih, sarana sanitasi dan program promosi kesehatan dapat
dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan apabila :
- Program tersebut direncanakan sendiri oleh masyarakat berdasarkan atas identifikasi dan analisis situasi yang dihadapi oleh masyarakat, dilaksanakan, dikelola dan dimonitor sendiri oleh masyarakat.
- Ada pembinaan teknis terhadap pelaksanaan program tersebut oleh tim teknis pada tingkat Kecamatan.
- Ada dukungan dan kemudahan pelaksanaan oleh tim lintas sektoral dan tim lintas program di tingkat Kabupaten dan Propinsi.
Strategi untuk
meningkatkan program promosi kesehatan, perlu dilakukan dengan
langkah kegiatan sebagai berikut :
- Advokasi di Tingkat Propinsi dan Kabupaten
Pada tingkat
Propinsi dan tingkat Kabupaten dalam pelaksanaan Proyek PAMSIMAS
telah dibentuk Tim Teknis Propinsi dan Tim Teknis Kabupten. Anggota
Tim Teknis Propinsi dan Tim Teknis Kabupaten, adalah para petugas
fungsional atau structural yang menguasai teknis operasional pada
bidang tugasnya dan tidak mempunyai kendala untuk melakukan tugas
lapangan. Advokasi dilakukan agar lintas sektor, lintas program atau
LSM mengetahui tentang Proyek PAMSIMAS termasuk Program- Promosi
Kesehatan dengan harapan mereka mau untuk melakukan hal-hal sebagai
berikut :
- Mendukung rencana kegiatan promosi kesehatan. Dukungan yang dimaksud bisa berupa dana, kebijakan politis, maupun dukungan kemitraan;
- Sepakat untuk bersama-sama melaksanakan program promosi kesehatan; serta .
- Mengetahui peran dan fungsi masing-masing sektor/unsur terkait.
- Menjalin Kemitraan di Tingkat Kecamatan.
Melalui wadah
organisasi tersebut Tim Fasilitator harus lebih aktif menjalin
kemitraan dengan TKC untuk :
- Mendukung program kesehatan.
- Melakukan pembinaan teknis.
- Mengintegrasikan program promosi kesehatan dengan program lain yang dilaksanakan oleh Sektor dan Program lain, terutama program usaha kesehatan sekolah, dan program lain di PUSKESMAS.
- Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Masyarakat
Untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat mengelola program promosi kesehatan, mulai dari
perencanaan, implementasi kegiatan, monitoring dan evaluasi harus
dilaksanakan sendiri oleh masyarakat, dengan menggunakan metoda
MPA-PHAST. Untuk meningkatkan keterpaduan dan kesinambungan program
promosi kesehatan dengan pembangunan sarana air bersih dan sanitasi,
di tingkat desa harus dibentuk lembaga pengelola, dan pembinaan
teknis oleh lintas program dan lintas sector terkait.
Pesan perubahan
perilaku yang terlalu banyak sering membuat bingung masyarakat, oleh
karena itu perlu masyarakat memilih dua atau tiga perubahan perilaku
terlebih dahulu. Perubahan perilaku beresiko diprioritaskan dalam
program higiene sanitasi pada Proyek PAMSIMAS di sekolah dan di
masyarakat :
- Pembuangan tinja yang aman.
- Cuci tangan pakai sabun
- Pengamanan air minum dan makanan.
- Pengelolaan sampah
- Pengelolaan limbah cair rumah tangga
Setelah masyarakat
timbul kesadaran, kemauan / minat untuk merubah perilaku buang
kotoran ditempat terbuka menjadi perilaku buang kotoran di tempat
terpusat (jamban), masyarakat dapat mulaimembangun sarana sanitasi
(jamban keluarga) yang harus dibangun oleh masing-masing anggotarumah
tangga dengan dana swadaya. Masyarakat harus menentukan kapan dapat
mencapai agarsemua rumah tangga mempunyai jamban.Pembangunan sarana
jamban sekolah, tempat cuci tangan dan sarana air bersih di sekolah,
menggunakan dana hibah desa atau sumber dana lain. Fasilitator harus
mampu memberikan informasipilihan agar masyarakat dapat memilih jenis
sarana sanitasi sesuai dengan kemampuan dan kondisilingkungannya
(melalui pendekatan partisipatori).
- Peran Berbagai Pihak dalam Promosi Kesehatan
- Peran Tingkat Pusat
Ada 2 unit utama di
tingkat Pusat yang terkait dalam Promosi Kesehatan, yaitu
- Pusat Promosi Kesehatan dan
- Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Pengelolaan promosi
kesehatan khususnya terkait program Pamsimas di tingkat Pusat perlu
mengembangkan tugas dan juga tanggung jawab antara lain:
- Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang terkait dengan kegiatan promosi kesehatan secara nasional.
- Mengkaji metode dan teknik-teknik promosi kesehatan yang effektif untuk pengembangan model promosi kesehatan di daerah .
- Mengkoordinasikan dan mengsinkronisasikan pengelolaan promosi kesehatan di tingkat pusat .
- Menggalang kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan lain yang terkait
- Melaksanakan kampanye kesehatan terkait Pamsimas secara nasional .
- Bimbingan teknis, fasilitasi, monitoring dan evaluasi.
- Peran Tingkat Propinsi
Sebagai unit yang
berada dibawah secara sub-ordinasi Pusat, maka peran tingkat
Provinsi, khususnya kegiatan yang diselenggrakan oleh Dinas Kesehatan
Provinsi antara lain sebagai berikut:
- Menjabarkan kebijakan promosi kesehatan nasional menjadi kebijakan promosi kesehatan local (provinsi) untuk mendukung penyelenggaraan promosi kesehatan dalam wilayah kerja Pamsimas .
- Meningkatkan kemampuan Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan promosi kesehatan, terutama dibidang penggerakan dan pemberdayaan masyarakat agar mampu ber-PHBS.
- Membangun suasana yang kondusif dalam upaya melakukan pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat pada level provinsi.
- Menggalang dukungan dan meningkatkan kemitraan dari berbagai pihak serta mengintegrasikan penyelenggaraan promosi kesehatan dengan lintas program dan lintas sektor terkait dalam pencapaian PHBS dalam level Provinsi.
- Peran Tingkat Kabupaten
Promosi Kesehatan
yang diselenggarakan di tingkat Kabupaten, khususnya yang dilakukan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dapat mencakup hal-hal sebagai
berikut:
- Meningkatkan kemampuan Puskesmas, dan sarana kesehatan lainnya dalam penyelenggaraan promosi kesehatan, terutama dibidang penggerakan dan pemberdayaan masyarakat agar mampu ber-PHBS.
- Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat
- Membangun suasana yang kondusif dalam upaya melakukan pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
- Menggalang dukungan dan meningkatkan kemitraan dari berbagai pihak serta mengintegrasikan penyelenggaraan promosi kesehatan dengan lintas program dan lintas sektor terkait dalam pencapaian PHBS.
DAFTAR
PUSTAKA
- Departemen Kesehatan RI, Pusat promosi Kesehatan, Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian PHBS, Jakarta 2008
- Departemen Kesehatan RI, Panduan Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku, Untuk mempromosikan KIBBLA, Jakarta 2008
- Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Kemitraan Promosi Kesehatan Dengan Lembaga Swadaya Masyarakat, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar