![]()  | 
| Add caption | 
         Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting
 sebagai upaya agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang 
secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, 
sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan 
berkompetisi di tingkat global. Stunting  bukan hanya terganggu 
pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga 
terganggu perkembangan otaknya, yang tentunya sangat mempengaruhi 
kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di 
usia-usia produktif. Gejala yang ditimbulkan akibat stunting antara lain
 anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya, proporsi tubuh 
cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya, 
berat badan rendah untuk anak seusianya dan pertumbuhan tulang tertunda.
           Proses stunting sebenarnya kronis. Dalam
 mengatasi stunting, perlu peran dari semua sektor dan tatanan 
masyarakat. Pada 1000 hari pertama kehidupan harus dijaga baik nutrisi 
maupun faktor di luar itu yang mempengaruhi stunting. Seribu hari 
pertama kehidupan adalah pembuahan/hamil ditambah usia 2 tahun balita. 
Saat itulah stunting harus dicegah dengan pemenuhan nutrisi dan 
lain-lain. Jika memang ada faktor yang tidak baik yang bisa 
mengakibatkan stunting, di 1000 hari pertama itulah semua dapat 
diperbaiki. Pola hidup sehat, terutama kualitas gizi dalam makanan perlu
 diperhatikan dengan menerapkan konsep setengah piring diisi oleh sayur 
dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati 
maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat. 
Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang 
kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan balita. Edukasi 
tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal 
keluarga, hingga para calon ibu dalam memahami kebutuhan gizi saat hamil
 juga penting untuk disosialisasikan. Selain itu, edukasi tentang 
persalinan yang aman di fasilitas kesehatan, serta pentingnya melakukan 
inisiasi menyusu dini (IMD) hingga pemberian colostrum air susu ibu 
(ASI) juga wajib disosialisasikan. Akses terhadap sanitasi dan air 
bersih yang mudah dapat menghindarkan anak pada risiko ancaman penyakit 
infeksi. Untuk itu, perlu membiasakan cuci tangan pakai sabun dan air 
mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan. Hal lain yang juga 
perlu diperhatikan adalah berikanlah hak anak mendapatkan kekebalan dari
 penyakit berbahaya melalui imunisasi yang telah dijamin ketersediaan 
dan keamanannya oleh pemerintah.
Pertumbuhan yang baik adalah pertumbuhan
 ukuran fisik sesuai standarnya, baik itu berat panjang atau tinggi dan 
lingkar kepala. Lingkar kepala kecil mempengaruhi kecerdasan karena otak
 kecil.
Pada saat pergi ke pelayanan kesehatan baik itu rumah sakit, puskesmas maupun posyandu, mintalah untuk mengukur lingkar lengan atas bagi 6 – 9 bulan. Hal ini akan menentukan apakah balita gizi buruk, gizi ringan, normal. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan meliputi kemampuan motorik kasar, motorik halus dan bahasa bicara atau cara berkomunikasi dengan orang (hubungan sosial). Pemeriksaan rutin ke fasilitas pelayanan kesehatan penting walau tidak dalam kondisi sakit untuk mengecek pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada usia balita 3 bulan balita sebaiknya sudah miring, 4 bulan sudah tengkurep, 8 bulan sudah duduk dan 9 bulan sudah berdiri dan usia 1 tahun sudah dapat berjalan. Pada usia 2 tahun balita setidaknya sudah menguasasi 6 kata. Jika mengalami keterlambat berbicara sebaiknya diperiksakan ke dokter.
Pada saat pergi ke pelayanan kesehatan baik itu rumah sakit, puskesmas maupun posyandu, mintalah untuk mengukur lingkar lengan atas bagi 6 – 9 bulan. Hal ini akan menentukan apakah balita gizi buruk, gizi ringan, normal. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan meliputi kemampuan motorik kasar, motorik halus dan bahasa bicara atau cara berkomunikasi dengan orang (hubungan sosial). Pemeriksaan rutin ke fasilitas pelayanan kesehatan penting walau tidak dalam kondisi sakit untuk mengecek pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada usia balita 3 bulan balita sebaiknya sudah miring, 4 bulan sudah tengkurep, 8 bulan sudah duduk dan 9 bulan sudah berdiri dan usia 1 tahun sudah dapat berjalan. Pada usia 2 tahun balita setidaknya sudah menguasasi 6 kata. Jika mengalami keterlambat berbicara sebaiknya diperiksakan ke dokter.
           Tatalaksana penanganan kasus stunting 
menitikberatkan pada pencegahannya bukan lagi proses pengobatan. Orang 
tua berperan untuk mengontrol tumbuh kembang anaknya masing-masing 
dengan memperhatikan status gizinya. Pertumbuhan dan perkembangan 
sesudah lahir harus naik atau baik dan apabila ada masalah harus segera 
dikonsultasikan ke dokter atau ahli gizi. Upaya pencegahan lebih baik 
dilakukan semenjak dini demi masa depan sang buah hati sebagai generasi 
penerus bangsa yang berhak tumbuh dengan sehat.

Aidaaah allhamdulilah bisa paham demgan apa yg kk paparkan di atas tentang stunting dan kesehatan lainya. Makasih semoga sukses selalu
BalasHapus